Nggak terlalu deket dengan ayah, ngobrol cuma kalau ada hal penting.
chat aku di whatsap aja kaya chat siapa.
"teh pulang ga ?"
"sapu halaman jangan sampe berantakan"
sementara itu, aku liat ayah-ayah lain suka tiba-tiba telfon, tanya kabar, tanya uang jajan~
ya kan?
kaku. karena kekakuan ayah itu aku jadi segan dan hormat bukan main. takut.
sekali ayah bilang "enggak" atau "jangan", gak ada yang bisa ditawar. itu aja aku bilangnya sama mama dulu, mama baru bilang sama ayah. ayah kasih keputusan, mama baru bilang, "kata ayah ..." Dan nunggu jawaban itu degdegan dan pasrah kalo nggak diizinin ya nggak akan berani berangkat.
kasih kabar lulus sidang ayah cuma bilang "selamat, ya". ulang tahun pun gitu, cuma kirim satu baris kalimat "selamat ulang tahun".
makan berdua di rumah gak pake ngobrol, udah kayak mba-mba ama bapak-bapak makan di warteg. makanan habis, pergi.
Sedangkan mama
Mama bilang,
"kamu adalah kamu, jangan sampai kamu hidup diatas keinginan orang lain yang menuntut kamu harus seperti ini dan itu. Mereka yang tulus berteman baik dengan kamu akan menerima segala kurangmu dan burukmu, dan akan menjaga kurangmu dan burukmu agar orang lain tidak mengetahuinya."
⠀ Aku anak yang tertutup, tapi mama selalu tau kalo aku sedang tidak baikbaik saja. Mama tidak pernah memaksaku cerita tapi mama selalu kasih arahan terbaik agar aku kembali baik.
Se-hebat itu mama.
Maaf ma, yah belum bisa buat mama dan ayah bahagia dan tenang beribadah.
Mama yang enggak pernah mau merepotkan anaknya dan selalu tetap berdiri kuat didepan anaknya yang padahal aku tau mama sedang lelah karna tenaganya terkuras seharian penuh untuk membantu ayah agar hidup bisa terus berlanjut tanpa merepotkan siapapun. Semoga Tuhan selalu menjaga kalian agar tetap sehat.
Karna Tuhan tau. Aku sangat butuh kalian.
Tolonglah hidup lebih lama.
Jika kehidupan selanjutnya memang benar-benar ada, aku tetap ingin jadi putri kalian :)