Sabtu, 27 Agustus 2022

🌻

 Nggak terlalu deket dengan ayah, ngobrol cuma kalau ada hal penting.

chat aku di whatsap aja kaya chat siapa.

"teh pulang ga ?"

"sapu halaman jangan sampe berantakan"

sementara itu, aku liat ayah-ayah lain suka tiba-tiba telfon, tanya kabar, tanya uang jajan~

ya kan?

kaku. karena kekakuan ayah itu aku jadi segan dan hormat bukan main. takut.

sekali ayah bilang "enggak" atau "jangan", gak ada yang bisa ditawar. itu aja aku bilangnya sama mama dulu, mama baru bilang sama ayah. ayah kasih keputusan, mama baru bilang, "kata ayah ..." Dan nunggu jawaban itu degdegan dan pasrah kalo nggak diizinin ya nggak akan berani berangkat. 

kasih kabar lulus sidang ayah cuma bilang "selamat, ya". ulang tahun pun gitu, cuma kirim satu baris kalimat "selamat ulang tahun".

makan berdua di rumah gak pake ngobrol, udah kayak mba-mba ama bapak-bapak makan di warteg. makanan habis, pergi.

Sedangkan mama

Mama bilang,

"kamu adalah kamu, jangan sampai kamu hidup diatas keinginan orang lain yang menuntut kamu harus seperti ini dan itu. Mereka yang tulus berteman baik dengan kamu akan menerima segala kurangmu dan burukmu, dan akan menjaga kurangmu dan burukmu agar orang lain tidak mengetahuinya."

⠀ Aku anak yang tertutup, tapi mama selalu tau kalo aku sedang tidak baikbaik saja. Mama tidak pernah memaksaku cerita tapi mama selalu kasih arahan terbaik agar aku kembali baik.

Se-hebat itu mama.

Maaf ma, yah belum bisa buat mama dan ayah bahagia dan tenang beribadah.

Mama yang enggak pernah mau merepotkan anaknya dan selalu tetap berdiri kuat didepan anaknya yang padahal aku tau mama sedang lelah karna tenaganya terkuras seharian penuh untuk membantu ayah agar hidup bisa terus berlanjut tanpa merepotkan siapapun. Semoga Tuhan selalu menjaga kalian agar tetap sehat.


Karna Tuhan tau. Aku sangat butuh kalian.

Tolonglah hidup lebih lama.

Jika kehidupan selanjutnya memang benar-benar ada, aku tetap ingin jadi putri kalian :)

Jumat, 12 Februari 2021

Pendewasaan

 

Bukan umur yang mendewasakan tapi perjalanan.

Bukan orang lain yg membuat mu bahagia tapi dirimu yang mengusahakan agar bahagia terjadi di hidupmu. Bukan orang lain yang membuatmu kecewa tapi ekspektasi mu ya berlebihan.

Bukan hidupmu yang tidak beruntung tapi kamu terlalu berlarut dalam pikiran negatif, padahal kalo dijalani, diikhlaskan semua akan terlewati bahagia dan sedih itu sudah satu paket di hidup setiap orang, yang kamu lihat bahagianya orang lain kamu ga pernah tau gimana ngesot ngesotnya dia gimana susah payahnya dia buat ada di titik itu. Semua sudah diberikan porsinya masing" ko.

Gapapa kalo mau sedih silahkan nangis tapi jangan berlarut dalam kesedihan.

Gapapa kalo kamu kecewa atas yg terjadi di hidup kamu. Tapi jangan sampai meninggalkan Tuhan yang sudah memberimu nafas hingga detik ini agar kita bisa memperbaiki diri, gapapa mau marah tapi jangan libatkan orang lain. 

Yang datang dihidup kita terima *Alhamdulillah*, kalau bahagia datang ingat setelah itu pasti akan ada sedih jadi ya bahagia secukupnya aja, kalo sedih datang yakinin diri sendiri pasti akan terlewati dan bahagia akan datang.

Pernah ada yg nanya "lop ko lu bisa mudah gitu aja maafin orang yang bikin lu kecewa", "lop ko lu bisa mengikhlaskan apapun yang hilang dihidup lu".

Jawabannya ya satu *"semua yang ada dalam hidup gue ya TITIPAN, baik itupun orang yg datang dihidup gue mereka akan pergi kalo emang sudah waktunya entah karna dipanggil Tuhan atau ya memang ingin meninggalkan saja karna sudah nyaman dengan lingkungan baru misalnya, begitupun barang, yang gue selalu ingat gue lahir tidak membawa apa", begitupun nanti ketika mati ya enggak bawa apa apa juga jadi kalo gue kehilangan barang, ya gue kembali ingat barang yg gue punya itu punya Allah. itu cuma titipan kalopun hilang ya berati emang bukan milik gue"*.


Jumat, 07 Februari 2020

Rumah


Bagi sebagian orang rumah adalah tempat kembalinya pulang, tempat ternyaman, tempat terbaik meluapkan keluh kesah tentang apa yang sedang dijalani menghadapi keruhnya kehidupan dunia. Ya bahagia sekali jika kenyataannya seperti itu, bersyukur sekali jika kalian adalah orang yang bisa merasakan nikmatnya RUMAH sebagai tempat sebaik-baiknya pulang.

Tapi tidak untuk sebagian orang. beberapa dari mereka ada yang menganggap Rumah bukan tempat terbaik untuk pulang, bukan tempat terbaik untuk meluapkan keluh kesah karna menghadapi keruhnya dunia, bukan juga tempat ternyaman ketika lelah melanda. Mungkin kata yang tepat untuk manusia yang merasakan bagian ini adalah *menyedihkan*.
Hey jangan cepat berasumsi kalian adalah manusia terpilih yang Tuhan kasih Ujian ini, kalian harus kembali sadar bahwa Tuhan kalian adil karna Tuhan pasti memberikan porsinya sesuai kesanggupan kalian, karna Tuhan menganggap kalian Mampu dan bisa melewatinya.

Enggak gampang ternyata menjadi manusia.
Semakin dewasa aku semakin belajar, semakin kembali sadar. Kita lahir dalam keadaan sendiri dan kembali ke Tuhan pun dalam keadaan sendiri. Ya kenyataannya memang seperti itu ketika Tuhan bilang "Tugasmu sudah selesai didunia" kamu harus siap bahwa kamu akan bertemu Tuhan dalam keadaan sendiri.
Keluarga dan teman hanya Tuhan pinjamkan  ketika kita didunia, Tuhan pinjamkan ke kita ketika kita melewati rangkaian sedih, kecewa, sakit hati, bahagia. Iya semua itu skenario yang Tuhan rancang untuk kita, agar kita belajar, agar kita memperbaiki, agar kita mengerti, kembali sadar dan kembali berusaha lagi.
Bukan malah menyerah lalu mengutuki diri seakan-akan kamu adalah makhluk paling tidak beruntung di dunia.

Jangan ya. Jangan menyerah sekali lagi. Sejauh ini kamu sudah Hebat, kamu sudah bisa melewatinya, sabar sedikit lagi, atur napas, coba diingat lagi hal hal bahagia yang bikin kamu kembali bersyukur dan mengingat "ternyata Tuhan punya maksud baik". lalu lanjutkan perjalananmu lagi menjadi manusia dibumi.

Manfaatkan sisa waktu yang diberikan oleh Tuhan.setidaknya ketika kamu dipanggil Tuhan yang orang-orang ingat baiknya kamu bukan buruknya.

Terakhir penggalan lirik  "lagu pejalan-sisir tanah"
 semoga menemani kalian juga

Siapakah kita ini, manusia
Yang dalam diam, riuh, ragu, dan tak mampu
Ada rahasia, tidak rahasia
Ada di sini ada di situ
Diseret-seret waktu

Kita berjalan saja masih,
Terus berjalan
Meskipun kita tak tau
B'rapa jauh, jalan ini nanti


-, Lov




Minggu, 28 Juli 2019

Ibu Hebat

Ibu bilang,

"Enggak semua orang akan menetap,
dan enggak semua orang akan pergi.
Kemudian kamu hanya perlu memilih,
dengan siapa kamu ingin menetap. Dan
mengapa kamu memilih manusia itu."

Ibu bilang,

"jangan terus menonton kehidupan orang lain, nanti kamu jadi lupa bersyukur dan gabisa nikmatin hidup kamu."


Ibu bilang,

"kamu adalah kamu, jangan sampai kamu hidup diatas keinginan orang lain yang menuntut kamu harus seperti ini dan itu. Mereka yang tulus berteman baik dengan kamu akan menerima segala kurangmu dan burukmu, dan akan menjaga kurangmu dan burukmu agar orang lain tidak mengetahuinya."


⠀⠀⠀   Aku anak yang tertutup, tapi ibu selalu tau kalo aku sedang tidak baikbaik saja. Ibu tidak pernah memaksaku cerita tapi ibu selalu kasih arahan terbaik agar aku kembali baik.

Se-hebat itu ibu.
Maaf bu belum bisa buat ibu bahagia dan tenang beribadah.
Ibu yang enggak pernah mau merepotkan anaknya dan selalu tetap berdiri kuat didepan anaknya yang padahal aku tau ibu sedang lelah karna tenaganya terkuras seharian penuh untuk membantu ayah agar hidup bisa terus berlanjut tanpa merepotkan siapapun. Semoga Tuhan selalu menjaga ibu supaya ibu sehat.

Karna Tuhan tau. Aku sangat butuh ibu.
Jadi Dia terus jaga ibu.

Rabu, 15 Mei 2019

Ayah Hebat

gak terlalu deket dengan ayah, ngobrol cuma kalau ada hal penting.

chat aku di whatsap aja kaya chat siapa.
"teh pulang ga ?"
"sapu halaman jangan sampe berantakan"

sementara itu, aku liat ayah-ayah lain suka tiba-tiba telfon, tanya kabar, tanya uang jajan~
ya kan?
kaku. karena kekakuan ayah itu aku jadi segan dan hormat bukan main. takut.

sekali ayah bilang "enggak" atau "jangan", gak ada yang bisa ditawar. itu aja aku bilangnya sama mama dulu, mama baru bilang sama ayah. ayah kasih keputusan, mama baru bilang, "kata ayah ..."

Dan nunggu jawaban itu degdegan setengah mati cuy
agak ribet memang.

dulu tiap pembagian rapot di sekolah, ayah selalu tanya "siapa ranking 1?", saat aku bahkan dapet ranking 3 itu dengan perjuangan :')

terus soal kuliah.
inget banget dulu mau kuliah ayah bilang "ayah bayar kuliah teteh mahal, jangan main-main, ya"
auto rajin.
kasih kabar lulus sidang ayah cuma bilang "selamat, ya". ulang tahun pun gitu, cuma kirim satu baris kalimat "selamat ulang tahun".

makan berdua di rumah gak pake ngobrol, udah kayak mba-mba ama bapak-bapak makan di warteg. makanan habis, pergi.

sekaku itu kami berdua.

lalu semalam, ayah yang terlalu aku segani, bicara,
"teteh ini anak pertama ayah sama mama yang tau perjuangan jatuh bangun ayah sama mama yang ngerasain dari makan cuman sama garam aja sampe bisa makan sama ayam. Gamungkin ayah ga khawatir liat teteh ga ada senyumnya sekarang. Ayah ga nuntut apa apa yang ayah harapkan hanya satu biar tetep sehat sama mama sampe teteh bisa ngewujudin impian teteh yang ditulis ditembok. Jangan takut rejeki gaakan ketuker"
Nangis aku cuuuy! kejjeeerrr! 😭

gak kebayang gimana perasaan seorang ayah nanti yang harus ngelepasin anak perempuannya ke tangan laki-laki lain. dari kecil dirawat, dicukupi, disekolahkan, terus harus rela anaknya dibawa orang lain.